Selasa, 14 Juli 2009

mungkinkah agropolitan

sektor pertanian sebenarnya merupakan ciri utama bangsa Indonesia dimana Indonesia dikenal dengan negara agraris. kondisi ideal negara agraris setidaknya mampu memenuhi kebutuhan sendiri masalah pangan. syukur-syukur mampu mengekspor ke negara lain. konsep agropolitan saat ini dianggap hal yang paling tepat dalam upaya mengatasi krisis pangan di Indonesia atau setidaknya mengurangi keterhantungan pada impor pangan dari negara lain. kenyataanyang didapati saat ini lahan pertanian di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkurang, sehingga menyebabkan menurunnya hasil produksi pertanian.

usaha pengembangan kawasan agropolitan harus disertai sikap konsisten terhadap upaya mempertahankan lahan pertanian agar tidak berubah fungsi menjadi kawasan pemukiman, industri atau kwasan lainnya. hal yang paling mengancam bagi upaya mempertahankan keberadaan lahan pertanian adalah adanya pengembangan kawasan pemukiman yaitu semakin maraknya pembangunan real estate atau perumnas yang berlokasi di atas lahan pertanian, hal itu banyak dijumpai pada daerah suburban. pengembangan kawasan pemukiman adalah hal yang tidak mungkin dicegah dan dihalangi, mengingat semakin bertambahnya jumlah penduduk pasti akan memerlukan hunian yang lebih banyak. melihat fakta di atas rasanya akan lebih bijak bila kita memikirkan pembentukan kawasan agropolitan yang dibarengi dengan upaya agar pembangunan kawasan pemukiman yang tidak menimbulkan hilangnya lahan pertanian.

kawasan agropolitan tidak akan berlangsung lama bila pengembangan kawasan pemukiman tidak terkendali, sebab suatu kawasan agropolitan yang mampu meningkatkan perekonomian daerah merupakan kawasan yang mempunyai daya tarik yang kuat bagi masyarakat untuk tinggal dan bermukim di daerah tesebut yang tentunya disertai dengan membangun tempat tinggal yang semakin lama semakin meluasa dan otomatis lahanpertanianyang produktif semakin lama semakin berkurang.

Tidak ada komentar: